Dengan
dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 pada Tahun 2018
tepatnya di dua kota besar yaitu Palembang dan Jakarta, maka dari itu
pemerintah Indonesia melakukan persiapan guna mendukung pagelaran Asian Games
yang rencananya akan diikuti oleh 45 negara dengan mempertandingkan 37 cabang
olahraga. Berbagai persiapan yang dilakukan seperti pembenahan infrastruktur
olahraga dan transportasi. Maka dari itu Palembang yang baru pertama kali
mengelar pentas olahraga terbesar di Asia ini melakukan persiapan besar guna
mendukung perhelatan acara ini, salah satunya dengan melakukan pembangunan
infrastruktur di bidang transportasi dengan cara membangun Light Rail Transit
(LRT) yang diharapkan dapat menggurangi kemacetan di kota Palembang pada saat
acara tersebut berlangsung.
Light Rail Transit (LRT) yang tergolong
dalam kereta ringan tersebut merupakan alat transportasi massal yang biasa
dioperasikan di kasawan perkotaan. Dalam pengoperasiannya LRT ini dapat
ditempatkan diantara lalu lintas lainnya mengingat tidak memiliki kecepatan
tinggi, hanya sekitar 30-40 kilometer per jam. Dengan dibuatnya LRT yang lokasinya
berada di jalan utama kota Palembang, maka hal ini mengakibatkan kemacetan di
beberapa lokasi yang digunakan untuk tiang pancangnya. Menurut pengamatan saya
terdapat lima titik kemacetan yang disebabkan oleh pembangunan infrastruktur
dari LRT ini yaitu, dari titik nol di Bandara SMB II, zona kedua dari Simpang
Empat Lampu Merah KM10-Punti Kayu, zona ketiga atau Punti Kayu-Pasar Cinde,
zona keempat Pasar Cinde-Jakabaring, zona kelima Jakabaring-Depo di depan OPI
Mall. Kemacetan di lima titik ini kebanyakan disebabkan oleh penyempitan badan
jalan yang sebelumnya dalam satu jalur terdiri dari dua lajur menjadi satu
jalur terdiri dari satu lajur, hal ini tentu saja sangat menggangu bagi
pengguna jalan yang harus melambatkan laju kendaraanya ketika melintasi daerah
pemasangan tiang pancang LRT ini, terlebih lagi dengan adanya beberapa aspal
yang terkelupas dan meninggi sehingga menambah kemacetan.
Menurut
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatikan (Dishubkominfo) Sumsel,
Nasrun Umar menjelaskan, "Pembangunan fisik LRT akan selesai pada Desember
2017. Dari Januari-Juni itu menyelesaikan persinyalan dan pelistrikan. Jadi
tidak akan lama mengalami kemacetan,". Menurutnya, setelah 2017 masyarakat
Kota Palembang tidak akan mengalami kemacetan lagi karena setelah 2017 akan
diadakan pemasangan listrik dan signal LRT. Oleh karena itu untuk menggurangi
kemacetan diharapkan Dishub dan Polisi melakukan koordinasi untuk segera
membuat rekayasa lalulintas, dengan mempersiapkan jalur-jalur alternatif yang
dapat dilalui masyarakat untuk menghindari kemacetan saat jam kerja di
sepanjang jalur pembangunan LRT.
0 komentar:
Posting Komentar